Suatu hari, Imam Al Ghazali mengumpulkan murid-muridnya. Ia ingin berdiskusi dengan mereka, bertanya tentang beberapa hal sembari menambahkan pemahaman dan keilmuan mereka. Pertanyaan sederhana yang pertama diajukan oleh Sang Imam adalah, "Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?"
Murid-murid Al ghazali itu dengan penh semangat saling bergantian menjawab pertanyaan gurunya. Jawaban-jawaban mereka ternyata berbeda-beda. Di antara mereka ada yang menjawab orang tua, guru, teman, kerabat dan sebagainya. Tak ada jawaban yang sama. Selesai mereka menjawab, Imam Al Ghazali menanggapinya dengan tenang dan bijak, "Semua jawaban kalian benar. Tetapi sesungguhnya yang paling dekat dengan kita adalah "mati". Sebab itu sudah merupakan janji Allah swt. bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati."
Yang diinginkan Al Ghazali ternyata hanya jawaban yang begitu singkat. Tetapi mendalam dan penuh makna. Sesuatu yang barangkali tidak sempat terlintas di benak mereka, sehingga sebagian mereka tampak terhenyak mendengar penjelasan Sang guru.
Murid-murid Al ghazali itu dengan penh semangat saling bergantian menjawab pertanyaan gurunya. Jawaban-jawaban mereka ternyata berbeda-beda. Di antara mereka ada yang menjawab orang tua, guru, teman, kerabat dan sebagainya. Tak ada jawaban yang sama. Selesai mereka menjawab, Imam Al Ghazali menanggapinya dengan tenang dan bijak, "Semua jawaban kalian benar. Tetapi sesungguhnya yang paling dekat dengan kita adalah "mati". Sebab itu sudah merupakan janji Allah swt. bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati."
Yang diinginkan Al Ghazali ternyata hanya jawaban yang begitu singkat. Tetapi mendalam dan penuh makna. Sesuatu yang barangkali tidak sempat terlintas di benak mereka, sehingga sebagian mereka tampak terhenyak mendengar penjelasan Sang guru.